Selasa, 01 November 2011

Bahasa Indonesia, Bahasa Nasional

Topik : Identitas Nasional

Bahasa Indonesia merupakan suatu anugerah yang diperoleh dalam waktu yang panjang dan meleawati banyak kesulitan, demi menjadikan bahasa ini sebagai bahasa nasional, bahasa pemersatu. Mendapatkan bahasa Indonesia tak semudah halnya dengan mencari secercah kertas putih di atas ambal berwarna hitam. Kehadiran bahasa Indonesia ini melewati proses yang panjang dan bersejarah. Bahasa Indonesia sebelumnya ialah bahasa melayu yang dipakai oleh rakyat Indonesia. Perjalanannya tercantum dalam prasasti-prasasti yang ada. Kemudian sampai akhirnya menjadi bahasa nasional, bahasa pemersatu di negeri ibu pertiwi. Bahasa Indonesia diakui menjadi bahasa nasional Indonesia saat pemuda pemudi Indonesia mendeklarasikan Sumpah Pemuda yang salah satu sumpah mereka ialah “menjunjung tinggi bahasa peratuan, bahasa Indonesia”.


Banyak usaha yang dilakukan oleh negara tetangga untuk menyelaraskan keanekaragaman bahasa yang mereka miliki. Tetapi sangat sulit untuk dilakukan bahkan menghasilkan suatu kekacauan. Tetapi di Indonesia semua itu terjadi ibarat mencabut jarum dari selembar kain. Sangat mudah dilakukan, sangat mudah disatukan, sangat mudah diwujudkan. Hal itu terjadi karena mereka pada saat itu sadar bahwa saat sedang dipecah belah oleh para penjajah, keseragaman bahasa sebagai alat komunikasi dapat menjadi suatu jalan untuk mempersatukan Indonesia. Hal ini patut untuk kita syukuri dan berikan apresiasi yang besar terhadap pemuda pemudi Indonesia.


Sebelumnya seperti yang telah disinggung sedikit di paragraf sebelumnya, bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu yang digunakan oleh rakyat Indonesia di seluruh tanah air Indonesia. Bahasa melayu dipakai sebagai lingua franca (bahasa pengantar) (Samantha:2011). Rakyat banyak menggunakan bahasa melayu yang berbeda jenisnya antara satu daerah dengan yang lain. Tetapi semua hal itu tidak membuat diantara rakyat Indonesia merasa bahwa bahasanya tersaingi. Hal ini juga yang mungkin menjadikan salah satu kemudahan bagi pemuda pemudi Indonesia untuk mempersatukan bahasa yang digunakan. Mereka sadar bahwa bahasa mereka yang beragam, sulit digunakan untuk saling berkomunikasi antara satu daerah dengan lainnya atau satu suku dengan suku lainnya, bahkan satu orang dengan orang lainnya. Meski bahasa Indonesia telah disepakati sebagai bahasa nasional, akan tetapi kita tidak perlu juga menghilangkan bahasa masing-masing daerah yang telah terbentuk sebagai budaya Indonesia yang membentuk suatu keaneka ragaman tersendiri dan keberagaman ini yang membuat Indonesia semakin kaya.


Sebenarnya bahasa melayu satu atau dua tahun sebelum deklarasi sumpah pemuda tidak berbeda dengan bahasa Indonesia setelah deklarasi, baik dari segi struktur dan sebagainya (Soeprapto:2008). Akan tetapi ada suatu “halyang menjadi perbedaan sekaligus pembentuk bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional, yaitu semangat dan jiwa barunya. Mengapa demikian? Karena sebelum adanya kesadaran untuk bersatu, mereka masih menggunakan sifat-sifat kedaerahan termasuk bahasa dalam hal komunikasi. Semangat itu telah mengubah banyak hal bagi bahasa Indonesia, sehingga menjadikan bahasa melayu sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia.


Karena fungsinya yang menyatukan atau menyeragamkan persepsi melalui komunikasi diantara perbedaan, maka bahasa Indonesia bertindak sebagai alat pemersatu bagi rakyat Indonesia. Mengulas kembali kisah di masa penjajahan yang dilakukan oleh Belanda hingga 350 tahun yang dikarenakan tidak adanya persatuan atau bertindak sendiri-sendiri. Pada zaman itu, mereka belum memikirkan bagaimana cara mengusir hama-hama itu melalui peraturan. Ibarat seikat sapu lidi, jika kita mencoba untuk mematahkannya maka kita harus mengeluarkan tenaga besar untuk membuatnya patah secara keseluruhan. Tapi nyatanya hanya berapa batang saja lidi yang patah, padahal kita sudah mengeluarkan tenaga yang besar. Jika lidi-lidi tadi tidak bersatu, sangat mudah untuk mematahkannya. Sama halnya dengan kondisi Indonesia sebelum mereka menyadari pentingnya rasa persatuan. Sekarang, Indonesia sudah menjadi seikat sapu lidi yang kuat dan tak dapat dipatahkan dengan mudah karena persatuannya yang salah satunya menggunakan alat pemersatu yaitu bahasa Indonesia.
Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, bahasa Indonesia memiliki kendala sebagai bahasa nasional termasuk dalam perkembangannya itu sendiri. Negara-negara di bagian barat dunia yang dewasa ini menjadi penyebar ilmu pengetahuan, sehingga penggunaan bahasa tersebut telah lumrah bagi masyarakat global, seperti bahasa Inggris. Ilmu-ilmu dari negara-negara itu tersebar secara global menggunakan bahasa asing dari barat. Indonesia pun ikut bagian dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Yang ditakutkan bukannya perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, tapi istilah-istilah atau kata-kata asing karena memang dalam istilah-istilah atau kata-kata asing tadi belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai dengan sifatnya sebagai bahasa represif, maka Indonesia sangat membuka kesempatan untuk berkembang sesuai denan perkembangan zaman. Kemudian akan timbul beberapa anggapan yang menyatakan kurang baiknya bahasa Indonesia. Orang-orang akan berkata bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang miskin karena bahasa ini tidak bisa mendukung ilmu pengetahuan, apalagi untuk penyebaran ilmu pengetahuan keseluruh dunia atau pemikiran lain yang menyatakan kenapa bahasa Indonesia tidak seperti bahasa Inggris saja misalnya.


Dengan semua itu maka kemahiran dalam berbahasa asing akan dianggap sebagai tolak ukur terpelajar atau tidaknya seseorang. Apabila seseorang mempelajari bahasa asing kemudian mahir dalam tata bahasanya maka ia adalah orang yang hebat ilmu pengetahuannya. Jika sudah seperti itu makka hasrat atau motivasi untuk belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada hasrat untuk belajar dan menguasai bahasa Indonesia itu sendiri.


Masalah bahasa Indonesia adalah masalah bagi seluruh warga negara Indonesia. Jatuhnya bahasa ini maka jatuh pula bangsa ini, negara ini termasuk harga diri bangsa. Tidak ada sikap lain yang lebih baik bagi kita pemiliknya, kecuali tetap mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sendiri dengan seluruh daya dan upaya yang bisa dilakukan semaksimal mungkin. Jika ingin melakukan perubahan memang harus dimulai dari diri sendiri dulu. Langkah pertama adalah setiap individu dari masyarakat Indonesia harus memiliki sifat positif terhadap bahasa Indonesia. Apapun kekurangannya yang mungkin ada, sebagai bagian dari Indonesia maka kita harus menerimanya. Tidak berlebihan bila dikatakan dalam masalah bahasa nasional, bahasa Indonesia merupakan satu diantara beberapa negara saja di dunia ini yang mampu memiliki bahasa pemersatu diantara bahasa-bahasa daerah suku bangsa sindiri. Kepemilikan itu pun didasarkan atas musyawarah serta tidak pernah menimbulkan persaingan bahasa dengan bahasa-bahasa daerah suku bangsa lain.


Indonesia pun ternyata tak kalah hebatnya di mata dunia. Hal itu dapat dikatakan karena ada minat dan perhatian dari bangsa asing untuk mempelajari bahasa Indonesia, di Inggris contohnya, di negara yang bahasanya sudah menjadi bahasa internasional pun terdapat tempat kursus berbahasa Indonesia dan menerjemahkan sastra Indonesia. Fakta ini lebih menguatkan lagi kenyataan bahwa sebagai bahasa budaya yang relatif, bahasa Indoneia mampu menyejajarkan dirinya dengan bahasa asing yang pada umumnya sudah mempunyai masa perkembangan lebih lama. Jika semua warga negara Indonesia merasa bangga berbahasa Indonesia, maka persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih erat akan dapat diwujudkan karena adanya satu kesatuan bahasa yng mudah dimengerti. Sebagai identitas nasional, Indonesia mempunyai ciri-ciri khasnya sendiri, ini yang membedakannya dengan bahasa lain dan kita wajib untuk membanggakannya.


Sebagai pemilik dan pemakai bahasa Indonesia, maka kita dituntut untuk mempertahankan, mengindahkan, mengutamakannya dari bahasa yang lain dan menjauhkannya dari pengaruh bahasa lain yang tidak diperlukan. Bahasa ini merupakan alat pemersatu diantara keragaman yang banyak di negeri ini. Sadar atau tidak kita harus membina dan mengembangkannya di dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan yang tidak kalah pentingnya ialah selalu menjaganya sebagai pemersatu bangsa Indonesia.


Referensi:
Samantha, Gloria. (2011). Asal-usul Bahasa Indonesia. [online]. Diakses dari: http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/1329/asalusul-bahasa-indonesia. [Diakses pada: 21 Oktober 2011]

Soeprapto. (2008). 79 Tahun Sumpah Pemuda. [online]. Diakses dari: http://lppkb.wordpress.com/2008/06/05/79tahun-sumpah-pemuda/. [Diakses pada; 23 Oktober 2011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;